dan stop kontak listrik merupakan salah satu barang yang mungkin kelihatannya sepele akan tetapi ternyata peranannya sangat vital. Karena itu penting bagi kita untuk memastikan keberadaan dari kedua hal tersebut. Tidak hanya sekadar ada saja akan tetapi juga cocok dengan perangkat yang kita pakai. Hal ini karena antara negara yang satu dengan yang lain colokan listrik yang dipakai bisa saja berbeda beda.
Tidak hanya bentuk colokan listrik saja yang berbeda bahkan di beberapa negara besar voltase listrik yang dipakai bisa saja tidak sama. Begitu juga dengan frekuensi listrik yang dipakai. Ada beberapa negara yang menggunakan voltase listrik 220v, 240 volt atau bahkan ada yang menggunakan 110 volt. Sedangkan untuk frekuensi biasanya antara 50 Hz ataupun 60 Hz.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui jenis colokan listrik apa yang digunakan di suatu negara sebelum kita mengunjungi negara tersebut. Dengan kita tahu jenis colokan listrik yang dipakai di sana maka kita bisa mempersiapkan terlebih dahulu.
Sebagai contoh untuk kita yang akan berkunjung ke Jepang entah itu untuk urusan pekerjaan, sekolah atau sekadar berlibur kita perlu tahu colokan listrik yang biasa dipakai di Jepang.
Dari berbagai jenis dan bentuk colokan listrik yang ada di dunia ini, Jepang menggunakan colokan listrik tipe A dan B.
Stop kontak tipe A adalah jenis stop kontak listrik yang umum digunakan di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Jepang, Taiwan, dan beberapa wilayah lainnya. Karakteristik utama dari stop kontak tipe A sendiri adalah memiliki lubang untuk dua pin datar yang tersusun paralel.
Sedangkan colokan tipe B kontak tipe B dirancang untuk menerima steker dengan tiga kaki (tiga pin). Dua kaki utama adalah untuk listrik fase dan satu kaki tambahan adalah grounding.
Hal ini jelas berbeda jauh dengan colokan listrik yang biasa digunakan di Indonesia. Di Indonesia jenis colokan listrik yang umum dipakai adalah colokan listrik tipe C dan F.
Tak hanya itu saja tegangan serta frekuensi listrik yang dipakai di Jepang juga berbeda dengan di Indonesia. Jika di Indonesia umumnya menggunakan tegangan 220 volt frekuensi 50 Hz, di Jepang menggunakan listrik bertegangan 100 volt dengan frekuensi 50 Hz untuk daerah barat seperti Osaka, Kyoto, Hiroshima dan 60 hertz di wilayah timur (termasuk Tokyo, Yokohama, Sapporo).
Dengan adanya perbedaan tersebut maka ada baiknya kita mempersiapkan peralatan voltage converter yang bisa mengakomodir perbedaan tegangan & frekuensi tersebut. Ada baiknya juga jika peralatan tadi bisa sekaligus berfungsi sebagai colokan universal yang bisa dipakai di berbagai negara termasuk Jepang.